Jumat, Oktober 31, 2008

Syarat-syarat membaca Laa Ilaaha Illallah

Wahab bin Munabbih ditanya : “Bukankah Laa ilaaha illallah itu adalah kunci surga?”. Beliau menjawab : “Benar sekali, tetapi tidak ada satu pun kunci kecuali ia memiliki gerigi. Jika engkau mendatangkan sebuah kunci yang memiliki gerigi, maka akan terbukalah untukmu, jika tidak ada gerigi, maka tak akan bisa terbuka”.(Diriwayatkan Imam Al Bukhari)

Yang dimaksud gerigi kunci disini adalah syarat-syarat membaca Laa ilaaha illallah, yang akan disebutkan berikut ini :
1. Ilmu, yakni mengetahui maknanya
Kalimat Laa ilaha illallah terdiri dari dua bagian, yaitu meniadakan dan menetapkan. Yakni meniadakan segala hal yang tidak layak disembah dan menetapkan hanya satu yang wajib disembah, yaitu Allah swt.
فاَعْلَمْ أَنَّه لَآ إِلهَ إِلَّا الله ُ [محمد :١٩
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah”.(Muhammad : 15)
Dari Utsman r.a. Rasulullah saw bersabda :
مَنْ مَاتَ وَ هُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لَآ إِلهَ إِلَّا الله ُدَخَلَ الْجَنَّةَ [رواه مسلم
“Barangsiapa yang mati sambil dia mengetahui bahwa sesungguhnya tidak ada ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah, maka ia masuk surga”.(Diriwayatkan Imam Muslim)

2. Yakin, yakni tidak ada keraguan terhadap maknanya
Orang yang mengucapkannya memiliki keyakinan secara pasti terhadap makna kalimat yang diucapkannya. Allah swt. berfirman :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُِوْنَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَجهَدُوْا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فَىْ سَبِيْلِ اللهِ ، أُولئِكَ هُمُ الصّدِقُوْنَ [ الحجرات: ١٥
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar”.(Al Hujuraat : 15)

Rasulullah saw bersabda :
أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلاَّّ الله ُوَأَنِّيْ رَسُوْلُ اللهِ، لاَ يَلْقَى اللهَ بِهَا عَبْدٌ غَيْرَ شَاكٍّ فِيْهِمَا إِلاَّ دَخَلَ الْجَنَّةَ
[رواه مسلم

“ “Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan sesungguhnya aku adalah Rasulullah”, Seorang hamba tidak mengucapkan dua kalimat tersebut kepada Allah sambil tanpa keraguan kecuali dia akan masuk surga”.(Diriwayatkan Imam Muslim)

Imam Al Qurthubi di dalam Al Mufhim berkata, “Tidaklah cukup hanya mengucapkan dua kalimat syahadat, tetapi harus disertai keyakinan hati. (Fathul Majid : 36)

3. Shidiq, yaitu berkata benar, jujur, tidak berbohong
Makna kalimat ini harus merupakan isi hati yang diungkapkan melalui lisan. Allah swt. berfirman :
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُوْلُ آمَنَّا بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَاهُمْ بِمُؤْمِنِيْنَ [البقرة :٨
“Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman”(Al Baqarah : 8)

مَامِنْ أَحَدٍ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ الله ُوَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صِدْقًا مِنْ قَلْبِهِ إِلاَّ حَرَّمَهُ اللهُ عَلى النَّارِ [متفق عليه
“Seorang hamba tidak mengucapkan “Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan, tuhan) kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya”, dengan berkata benar dari hatinya, kecuali Allah haramkan dia dari api neraka”.(Muttafaq ‘alaih)

4. Ikhlas
Yakni memurnikan amal dari segala kotoran syirik (menyekutukan Allah). Allah swt berfirman :
وَمَا أُمِرُوْا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَاءَ [البينة :٥
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus”.(Al Bayyinah : 5)

Di dalam sebuah hadits disebutkan :
أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِيْ مَنْ قَالَ لَاإِلهَ اِلاَّ الله ُخَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ [رواه البخارى

“Orang yang paling berbahagia dengan syafa’atku adalah orang yang mengatakan Laa ilaaha illallah, murni dari hatinya(Diriwayatkan Imam Al Bukhari)

5. Mahabbah, mencintai pengucapan kalimat ini, mencintai segala konsekuensi dari pengucapannya, mencintai orang-orang yang senantiasa mengucapkannya sambil memenuhi syaratnya dan membenci orang yang menentangnya.
Allah swt berfirman :
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِ اللهِ أَنْدَادًا يُحِبُّوْنَهُمْ كَحُبِّ اللهِ، وَالَّذِيْنَ آمَنُوْا أَشَدُّ حُبًّا ِللهِ [البقرة ١٦٥ ]
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah”.(Al Baqarah : 165)
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ: أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلاَّ ِللهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ [متفق عليه
“Ada tiga hal yang apabila berada pada diri seseorang maka orang itu akan menemukan manisnya iman, Yaitu orang itu lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya daripada yang lainnya, dia tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah dan dia membenci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya dari kekufuran itu sebagaimana dia membenci jika dia dimasukkan ke api neraka”.(Muttafaq ‘alaih)



Diterjemahkan dari :
“Mansyuraat” K.H. Syihabuddin Muhsin rahimahullah
Ponpes Sukahideng Singaparna Tasikmalaya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar