Jumat, Maret 06, 2009

Tauhid Rububiyyah

Tauhid rububiyyah adalah mengesakan Allah dalam hal penciptaan, pemberian rizki, menghidupkan, mematikan dan pengaturan seluruh makhluk. Dengan tauhid rububiyyah ini, berarti tidak ada yang menciptakan, tidak ada yang memberi rizki, tidak ada yang menghidupkan, tidak ada yang mematikan, tidak ada yang memberikan kebaikan ataupun keburukan kecuali Allah swt.

Tauhid rububiyyah ini mengesakan Allah dalam hal pekerjaan-Nya (af’al). Berarti tidak ada sesuatu atau seseorang pun yang menyertai Allah dalam penciptaan, pemberian rizki, menghidupkan dan mematikan.
أَمَّنْ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهُ وَمَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَإِلهٌ مَعَ اللهِ قُلْ هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ [النمل ٦٤

“Atau siapakah yang memulai penciptaan (manusia), kemudian mengulanginya (lagi), dan siapa (pula) yang memberikan rizki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah ada tuhan (yang lain) bersama Allah?. Katakanlah: "Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar".
(An Naml : 64)

Untuk tauhid rububiyyah ini, banyak orang yang mengakuinya padahal mereka bukanlah seorang muslim sebagaimana dijelaskan Allah di dalam banyak ayat di dalam Al Quran. Di antaranya :
وَ لَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُوْلُنَّ الله ُقُلْ أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِ إِنْ أَرَادَنِيَ الله ُبِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِيْ بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ الله ُعَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُوْنَ [الزمر ٣٨

“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". Katakanlah: "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatNya?”. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". Kepada- Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri”.
(Az Zumar : 38)

قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُوْلُوْنَ الله ُفَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُوْنَ [يونس ٣١

“Katakanlah: "Siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah “Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?” “.
(Yunus : 31)

Masih banyak ayat-ayat lain yang menjelaskan bahwa sesungguhnya orang-orang musyrik mengakui Allah sebagai pencipta, pemberi rizki, yang menghidupkan dan yang mematikan. Padahal meskipun mereka mengakui hal ini mereka bukanlah muslim. Hal ini terjadi karena mereka memiliki tauhid rububiyyah tetapi tidak memiliki tauhid uluhiyyah.

Tidak ada orang yang mengingkari tauhid rububiyyah ini kecuali orang-orang yang bersikap keterlaluan, orang itu mengingkari Allah secara lahiriyah, tetapi di dalam lubuk hatinya dia meyakini-Nya. Di antara orang yang seperti ini adalah Fir’aun. Sekalipun dia menentang adanya Tuhan dengan perkataannya : “Akulah tuhan yang maha tinggi” (An Nazi’at : 24), tetapi di dalam lubuk hatinya dia mengakui bahwa dirinya bukanlah tuhan, dia mengakui bahwa dirinya bukan pencipta dan bukan pemberi rizki. Di dalam hatinya dia mengakui bahwa Allah adalah yang menciptakan dan memberikan rizki. Demikian pula orang-orang atheis di zaman ini, penentangan mereka kepada Tuhan itu hanyalah bersifat lahiriyah. Karena setiap orang yang berakal mengetahui bahwa alam ini tidak akan ada tanpa adanya Pencipta, Pengatur dan Yang mengadakan. Setiap orang berakal mengenal tauhid rububiyyah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar