Kamis, Juli 24, 2008

Mengenal Hasan bin Mahmud 'Audah

Hasan bin Mahmud ‘Audah berkesempatan untuk mengenal golongan Ahmadiyyah ini dari dalam. Dia dilahirkan oleh dua orangtua dari golongan Ahmadiyyah dan tumbuh besar sebagai bagian dari kaum Ahmadiyyah. Bahkan dia pernah bekerja sebagai Direkur Umum Departemen Bahasa Arab Jamaah Ahmadiyyah di London dan juga sebagai penerjemah khusus bagi Khalifah Al Masih IV (Khalifah Kaum Ahmadiyyah). Dia juga pernah menjadi editor pada pimpinan redaksi majalah internasional Ahmadiyyah berhahasa arab yang diterbitkan di London. Lebih jauh lagi dia menghabiskan beberapa bulan di tempat kelahiran Ahmadiyyah, yakni Qadiyan, untuk belajar bahasa urdu, bahasa yang digunakan oleh pendiri Ahmadiyyah untuk menulis kebanyakan buku-bukunya dan surat-suratnya.

Di dalam bagian muqaddimah bukunya yang berjudul Al Ahmadiyyah, ‘Aqaa-id wa Ahdaats (versi bahasa arab) atau Ahmadiyya, beliefs and Experiences (versi bahasa inggris), Hasan bin Mahmud ‘Audah menjelaskan bahwa sejak Allah memberikan hidayah kepadanya untuk meninggalkan Ahmadiyyah, dirinya bertekad untuk mengerahkan segala kemampuannya untuk menyebarkan ilmu islam dan membeberkan penyimpangan, kebatilan dan ‘aqidah rusak golongan Ahmadiyyah. Di antara bagian penting dalam melaksanakan tekadnya ini, dia telah mendirikan majalah Attaqwa International pada tahun 1411 H (1990M). Dan sampai Mei 1998 (saat penulisan buku ini), sudah dipublikasikan 26 judul majalah mengenai Ahmadiyyah ini.

Sejak beberapa tahun, pikiran Hasan bin Mahmud ‘Audah telah telah dipenuhi keinginan untuk menerbitkan sebuah buku yang komprehensif yang menjelaskan tentang hakikat Ahmadiyyah sebagaimana pengalamannya disertai bukti-bukti dari beberapa buku sumber utama ajaran Ahmadiyyah. Dia mengumpulkan berbagai sumber yang terpercaya sehingga bisa menjawab segala aspek yang dikemukakan oleh kelompok Ahmadiyyah yang sudah mengaku kenabian Mirza Ghulam Ahmad sejak dari seratus tahun yang lalu. Maha benar Allah dengan firman-Nya :
“Dan siapakah yang lebih dzalim daripada orang-orang yang membuat kedustaan terhadap Allah, atau orang yang berkata : “Telah diwahyukan kepadaku”, padahal tidak ada sesuatu pun yang diwahyukan kepadanya, dan orang yang berkata : “Aku akan menurunkan sesuatu seperti apa yang telah Allah turunkan”. Alangkah dahsyatnya sekiranya engkau melihat orang-orang dzalim berada dalam tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata) : “Keluarkanlah nyawamu”, Di hari ini kalian dibalas dengan siksa yang menghinakan karena kalian selalu mengatakan kepada Allah perkataan yang tidak benar dan karena kalian selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya”. (Al An’am (6) : 93)

Akhirnya Allah membantu harapannya sehingga jadilah bukunya itu. Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba yang mendengar seruan-Nya dan kemudian bisa mengikutinya.

2 komentar:

  1. sampai hari ini saya masih bingung dengan urusan ahmadiyah ini, setaun kmrn saya dibaiat masuk ahmadiyah karena itu mrupakan syarat agar saya dapat menikah dengan laki2 keturunan ahmadiyah.
    Alhamdulillah sampai hari ini saya masih belum diberi keyakinan akan kebenaran Mirza Ghulam Ahmad... Saya melihat orang2 ahmadiyah disekitar saya, mereka adalah seorang hamba ALLAH yang taat menjalankan kewajiban maupun apa yang disunahkan, itu yang membuat saya mau mempelajari apa itu ahmadiyah. Dengan membaca buku karya Hasan bin Mahmud Audah membuat mata hati pikiran saya terbuka,mengenai siapa Mirza tsb. Semoga ALLAH SWT selalu memberikan petunjukNya

    BalasHapus
  2. Semoga Allah memudahkan hamba-Nya yang mencari kebenaran jalan taqarrub kepadanya.
    amiin

    BalasHapus