Banyak dijelaskan di dalam Al Quran bahwa orang-orang kafir Makkah di masa pra-islam mempercayai bahwa pencipta alam semesta adalah Allah.
Kalau demikian, lalu kenapa mereka tetap disebut sebagai orang-orang kafir?.
Masalahnya, karena mereka percaya bahwa Allah adalah Tuhan Pencipta, tetapi mereka tidak beribadah dan berdoa secara ikhlas kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah swt. berikut :
“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". Katakanlah: "Maka Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah. Jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu?, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?”. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku. kepada- Nya lah bertawakkal orang-orang yang berserah diri”.
(Az Zumar (39) : 38)
Makanya orang-orang kafir Makkah disebut juga kaum musyrikin, yakni orang-orang yang menyekutukan Allah. Karena mereka mempercayai Allah sebagai pencipta, tetapi beribadah dan berdoa kepada yang lain.
Baik kaum musyrikin Makkah maupun orang-orang yang sebelumnya, telah mensejajarkan beberapa makhluk dengan Allah swt. Seperti dikisahkan dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah adalah salah seorang dari yang tiga". Padahal tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih”.
(Al Maidah (5) : 73)
“Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Yang demikian itu adalah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Mereka dilaknat Allah, bagaimana mereka sampai berpaling?”.
(At Taubah (9) : 30)
“Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka berbohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan”.
(Al An ‘am (6) : 100)
Padahal manusia itu diperintah untuk beribadah kepada Allah secara ikhlas, memurnikan pengabdian kepada-Nya :
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian Itulah agama yang lurus”.
(Al Bayyinah (98) : 5)
Selasa, Juli 15, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar