Selasa, September 23, 2008

Hubungan Puasa dengan Taqarrub

September 2008

Jika di Bulan Ramadhan, seseorang ingin makan dan minum di siang hari tanpa diketahui oleh orang lain, sebetulnya sangatlah gampang. Dia hanya perlu mencari tempat yang aman dari penglihatan orang lain kemudian makan dan minum sepuasnya, maka terpenuhilah keinginan nafsunya.

Tetapi bagi orang yang benar-benar ingin berpuasa, melaksanakan perintah Allah, dia tidak akan melakukan hal tersebut. Di dalam hatinya mungkin dia berkata : “Memang benar aku tidak akan diketahui oleh orang lain bahwa aku tidak berpuasa, tetapi Allah melihatku”.

Inilah hebatnya ibadah puasa. Ibadah puasa bisa membuat seorang hamba merasa hadir dihadapan Allah atau paling tidak dia merasa diperhatikan oleh Allah yang Maha Mengetahui. Inilah makna ihsan, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw.

Di dalam surat Al Baqarah ayat 186, ada firman Allah :
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَإِنِّيْ قَرِيْبٌ ، أُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِيْ ، فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِي وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ [البقرة ١٨٦]
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.
(Al Baqarah : 186)

Jadi jelas, dengan puasa seorang hamba dilatih secara langsung untuk merasa dekat atau taqarrub dengan Allah.

Disisi lain, seorang hamba yang merasa dekat dengan Allah itu menyadari pula bahwa tidak ada satu tempat pun yang luput dari perhatian Allah.
وَ ِللهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ، فَأَيْنَمَا تُوَلُّوْا فَثَمَّ وَجْهُ اللهِ ، إِنَّ اللهَ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ [البقرة ١١٥ ]

“Dan kepunyaan Allah lah timur dan barat. Maka kemanapun kalian menghadap disitulah wajah Allah”.*)
(Al Baqarah : 115)

*) Disitulah wajah Allah maksudnya adalah kekuasaan Allah meliputi seluruh alam, sebab itu di mana saja manusia berada, Allah mengetahui perbuatannya. Karena ia selalu berhadapan dengan Allah.

Dan seorang hamba yang merasa dekat dengan Allah itupun menyadari pula bahwa tidak ada satu detik pun yang lepas dari perhatian-Nya :
اللهُ لَاإِلهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ، لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَه مَا فِي السَّموَاتِ وَمَا فِي اْلأَرْضِ،
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi… “
(Al Baqarah : 255)

Jadi sekali lagi, dengan puasa seorang hamba akan merasa dekat dengan Allah, kapan pun dan dimana pun dia berada.

Semoga puasa kita membuat kita memilki energi positif seperti ini dalam rangka pembentukan akhlak mulia.

Wallahu a’alam bis shawaab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar