Senin, September 01, 2008

Seruan bagi Ahmadiyyah dari Hasan bin Mahmud 'Audah

Seandainya orang-orang Ahmadiyyah mempelajari isi kitab suci mereka yang bernama At Tadzkirah, apalagi ditambah dengan buku-buku sumber ajaran mereka yang lainnya, insya Allah mereka akan meninggalkan Jama'ah Islam Ahmadiyyah ini. Dan ketika kesadaran itu terjadi maka Jamaah Islam Ahmadiyyah akan bubar, baik organisasinya maupun keyakinannya tanpa perlu campur tangan pemerintah ataupun tindakan kekerasan kelompok anti Ahmadiyyah. Berikut ini bisa menjadi bahan dialog dengan mereka agar mereka dengan sukarela meninggalkan Ahmadiyyah karena telah memperoleh hidayah Allah

Pada bagian terakhir bukunya, Hasan bin Mahmud ‘Audah menyeru orang-orang Ahmady untuk mengenal fakta-fakta mengenai Ahmadiyyah dengan meneliti apa yang dikatakan Mirza Ghulam. Dia mengajak untuk membaca buku suci dan terpenting Jamaah Ahmadiyyah yang disebut At Tadzkirah, yakni buku yang berisi kumpulan wahyu dan mimpi yang diakui Mirza Ghulam, buku Ruhani Khazain, yaitu buku kumpulan ungkapan-ungkapan Mirza Ghulam dan juga buku Sirah Al Mahdy, biografi Mirza Ghulam yang disusun oleh Qomarul Anbiyaa, putra Mirza Ghulam.

Tentang At Tadzkirah
Sebagian orang-orang Ahmadiyyah mengatakan bahwa At Tadzkirah itu bukanlah buku suci kumpulan wahyu setelah Al Quran, padahal apa yang tertulis di jilid buku ini menunjukkan hal sebaliknya.
"تذكرة – مجموعة إلهامات حضرة مسيح موعود عليه السلام" “Tadzkirah, Kumpulan ilham-ilham bagi Paduka Al Masih Al Mau’ud ‘alaihi salam’”.

Pada halaman pertama At Tadzkirah, disebutkan dengan sangat jelas :
التذكرة هي الوحي المقدس والرؤيا والكشوف للمسيح الموعود عليه الصلاة والسلام
At Tadzkirah adalah wahyu suci dan mimpi bagi Al Masih Al Mau’ud ‘alaihi shalatu wa salam”.
Ahmadiyyah tidak hanya mengutip wahyu dan mimpi Mirza Ghulam, tetapi seperti ditunjukkan pada halaman pertama At Tadzkirah, pengutipan wahyu disusun berdasarkan waktu diturunkan.

Sebagai contoh, dari halaman 64 At Tadzkira :
Waktu turun : 1883 atau sebelumnya
Ilham pertama dengan bahasa Inggris, Dia berkata:I LOVE YOU
Setelah itu turun ilham kedua : I AM WITH YOU
Setelah itu turun ilham ketiga : I SHALL HELP YOU
Setelah itu turun ilham keempat : I CAN WHAT I WILL DO
Setelah itu turun ilham kelima dengan sangat keras sehingga badan pun bergetar : WE CAN WHAT WE WILL DO

Pada halaman 65 berdasarkan mimpi di tahun 1883 atau sebelumnya dijelaskan : “Di suatu pagi saya bermimpi melihat beberapa kertas yang dicetak dari tukang pos dan pada halaman terakhir tertulis: “I AM BY ISA”.
At Tadzkirah dipenuhi oleh semacam ilham dan mimpi. Terkadang dengan bahasa Arab, bahasa Yahudi, bahasa Inggris, bahasa Parsia, bahasa Punjabi dan terkadang dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh Mirza Ghulam sendiri. Adalah penting untuk mengemukakan contoh-contoh lain, sehingga orang-orang Ahmadiyyah yang kebanyakan tidak pernah membaca buku ini seharusnya mengetahui keanehan dan ketidaknormalan yang pernah dicapai Mirza Ghulam.

Sangat Mencintai Uang
Hasan bin Mahmud ‘Audah menyampaikan beberapa bukti bahwa Mirza Ghulam sangat mencintai uang sebagai berikut :
Mirza Ghulam berkata: “Pada tanggal 5 Maret 1905, Aku bermimpi bertemu seorang malaikat dengan bentuk manusia. Dia datang di depanku dan memberiku uang yang banyak. Dia menyimpannya di kamarku. Aku bertanya mengenai namanya. Dia menjawab: “Aku tidak memiliki nama”. Aku berkata: “Engkau pasti punya nama”. Maka dia menjawab : “Namaku Tichee Tichee”, (Khazain, jilid 22, hal. 346).

Kebanyakan dari 50.000 ilham dan mimpi Mirza Ghulam adalah berkaitan dengan penerimaan uang dan hadiah saja, berarti sekitar tujuh ilham dan mimpi setiap hari sejak dia mengaku nabi sampai meninggal dunia. Mirza Ghulam berkata: “Ingatlah, bahwa diantara kebiasaan Allah bersamaku adalah Dia selalu memberitahu aku melalui ilham atau mimpi mengenai kedatangan uang dan hadiah untukku sebelum aku menerimanya. Dan sungguh ilham dan mimpi semacam ini telah terjadi lebih dari 50.000 kali”. (Khazain, jilid 22, hal. 346).

Banyak isi At Tadzkirah yang mengandung keanehan dan tidak bisa dimengerti maknanya
Hasan bin Mahmud ‘Audah, menyampaikan beberapa kutipan dari At Tadzkirah yang sulit dimengerti maknanya. Berikut ini disampaikan beberapa kutipan dengan disertai keterangan halamannya.
“Hurry hurry”, (hal. 830), “Mota moti lagriheehe”, (hal. 525). “Ghatham, Ghatham, Ghatham”, (hal 325). “Basyir ad daulah, alam kebab”, (hal. 215). “28-27-14-2-27-2-28-1-23-15-11” (lihat hal. 202, Mirza Ghulam tidak pernah menjelaskan maksudnya). “Asosiasi”, (hal. 821). “Wallah, wallah, siddaha hoya awala” (bahasa Punjabi), (hal. 744).

“Kapal laut dan kedamaian”, (hal. 658). “Dua empat bulan”, (hal. 611). “Catatan keuangan”, (hal. 589). “Tar Aii”, (=telah datang telegram), (hal. 778). “Diturunkan Der Qadiyan”, (Dalam Bahasa Persia), (hal. 802). “Menghilangkan batuk” (hal. 787). “Saya mencintai alis mata”, (hal. 731). “Akan pergi setelah 25 Februari”, (hal. 587). “Satu kata dan dua anak perempuan”, (hal. 587). “Tragedi keuangan”, (hal. 419). “Asisten ahli bedah”, (hal. 530).

“Toba ya topa”, Mirza Ghulam bertanya kepada para sahabatnya: “Lihatlah, dengan bahasa apa wahyu ini, mungkin ini berbahasa orang yahudi?”. Dijawab oleh Mufti Ahmad Shadiq (salahsatu nama pembesar dan orang berilmu dari kalangan sahabat Mirza Ghulam) : “Tidak ada bunyi “p” dalam bahasa orang yahudi, oleh karena itu wahyu ini bukan berbahasa yahudi”. Padahal sebagaimana diketahui bahwa bunyi “p” itu ada pada bahasa yahudi. (hal. 771).

“Ilm Aldurman 223”, Mirza Ghulam berkata : “Kata ‘ilm’ adalah bahasa arab, kata ‘durman’ adalah bahasa Persia, kemudian nomor ‘223’ setelahnya saya tidak tahu apa artinya” (hal. 671).
“Perut meledak”, Mirza Ghulam berkata : “Saya tidak tahu tentang siapa wahyu ini diturunkan”, (hal. 666).
“Aku akan menolongmu, engkau harus pergi ke Amritsar”, (Sebuah daerah di Punjab), (hal. 121).
“Hoo Shana Naisa”, (Mirza Ghulam berkata : “Saya tidak tahu, berbahasa apa ilham ini”), (hal. 120).
“Parishen, Umar Baratoos ya Palatoos”, (Mirza Ghulam berkata: “Saya tidak tahu apakah Baratoos atau Palatoos karena wahyu datang sangat cepat”.), (hal. 119).
Mirza Ghulam berkata : “Telah datang kepadaku wahyu di sore hari”, “Syaudry rustum ali”. (Dia tidak pernah menjelaskan apa maksud ilham ini, (hal. 528).
Di dalam mimpi Mirza Ghulam melihat botol kaca yang bertuliskan : “Aku peppermint”, (hal. 525).
“Pada suatu pagi, di dalam mimpi aku melihat kalimat yang tertulis : “Ah, kemana perginya Nadir Syah”, (hal. 543).
“Tiga kambing akan disembelih”, (Mirza Ghulam berkata : “Aku sudah melaksanakan wahyu ini dengan menyembelih tiga kambing”, (hal. 582).
“Aku sering kencing, kemudian aku berdoa kepada Allah, maka datanglah ilham kepadaku : “Assalaamu ‘alaikum”, (hal. 560).
“Perjalanan Arab”, Mirza Ghulam berkata : “Mungkin diantara takdir, sesungguhnya aku akan pergi ke tanah arab”, tetapi dia tidak pernah melakukannya, (hal. 558).
“Merugikan kesehatan”, tidak ada tulisan tentang apa ilham ini dan apa makna kalimat ini. Mirza Ghulam hanya berkata: “Ilham ini datang sekitar dua atau tiga hari yang lalu”, (hal. 549).
Mengenai Mesjid Mubarok yang berbatasan dengan rumah Mirza Ghulam (tempat dinikahkannya Hasan bin Mahmud ‘Audah) : “Mubarok, mubarok dan segala urusan mubarok (diberkahi) barangsiapa yang memasukinya maka ia akan aman”, (hal. 110).
Mirza Ghulam mengatakan bahwa di tengah-tengah tidurnya telah keluar dari mulutnya kalimat ini : “FAIR MAN” (orang adil) (hal. 493).
Mirza Ghulam berkata : “Ketika sakit diabetes, saya buang air kecil seratus kali setiap hari, setelah saya berdoa kepada Allah, datanglah ilham ini :
وَالْمَوْتُ إِذَا عَسْعَسَ , “Dan ketika kematian didatangkan”, (hal. 392).

Ada banyak wahyu yang dihubungkan kepada Mirza Ghulam dengan bentuk seperti ini, mengandung keanehan dan penyimpangan. Tetapi sangat sedikit dari kaum Ahmadi, yang mempelajari At Tadzkirah, perhatikan beberapa contoh lain berikut :
إِنَّ الله َمَعَ الْخَائِفِيْنَ , “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang takut”, (hal. 328).
اَلْفَارِقُ وَمَا أَدْرَاكَ مَاالْفَارِقُ , “Perbedaan, apa yang engkau ketahui tentang perbedaan?”, (hal. 523).
يَا مَرْيَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ “Wahai Maryam, tinggallah beserta pasanganmu di surga”, (hal. 727).
نَزَلَ الله ُفِي قَادِيَان وِفْقًا لِوَعْدِهِ “Allah telah turun di Qadiyan untuk memenuhi janji-Nya”, (hal. 542).

“Sesungguhnya aku berkeliling bersama Ar Rahman”, (hal. 830).
“Cukup bagimu wanita ini”, (hal. 830).
“Allah bershalawat kepadamu dan kepada Muhammad”, (hal. 794).
“Di dalam makanan dan pakaian yang baik ada aqal”, (hal. 776).
“Janganlah membunuh Zainab”, (hal. 748).
“Sesungguhnya siksa itu adalah kotak dan lingkaran”, (hal. 790).
“Saya akan menghilangkan api jahanam”, (hal. 528).
“Sesungguhnya kami menurunkannya di dekat Qadiyan”, (hal. 637).
“Seperti Allah di dalam bentuk kenabian (berbicara mengenai dirinya)”, (hal. 630).
“Hai Ahmad, diamlah engkau bersama istrimu di surga”, (hal 628).
“Cahaya kepemudaan akan bersinar di atasmu”, (hal. 610).
“Kecelakaan, bagi wanita ini dan suaminya”, (hal. 603).
“Kiamat telah datang, kiamat telah datang”, (hal. 602).
“Wahai Nabi Allah, aku tidak mengenalmu”, (kata bumi kepadanya), (hal. 588).
“Wahai bulan, wahai matahari, kamu dariku dan aku darimu”, (hal. 581).
“Mereka ingin melihat menstruasimu”, (hal 411).
“Kamu adalah Qabil akan datang kepadamu Wabil”, (hal. 403).
“Telah datang Raja Bangsa Arya”, (yang dimaksud adalah dirinya), (hal. 392).
“Kaisar India berterima kasih kepadamu”, (maksudnya Ratu Victoria), (hal. 348).
“Engkau paling sesuai dengan Isya bin Maryam, dalam hal bentuk, akhlak dan zaman”, (hal. 184).
“Aku seperti Al Quran dan melalui tanganku akan muncul hal-hal yang muncul pada Al Quran” (hal. 668).
“Jika engkau tidak ada, maka aku tidak akan menciptakan semesta”, (hal. 604).
“Semua pemakaman di dunia tidak bisa menandingi pemakaman ini (pemakaman surga yang dibangun Mirza Ghulam)”, (hal. 707).
“Menampakkan kebenaran dan keagungan, seperti Allah turun dari langit”, (mengenai putranya yang dijuluki Al Masih Al Mau’uud), (hal. 184).
“Aku menghendaki apa yang engkau kehendaki”, (hal. 546).
“Lakukan apa yang engkau mau karena aku telah mengampunimu”, (hal. 514).
“Sesungguhnya, engkaulah yang dikecualikan”, (hal. 504).
“Engkau bersamaku dan aku bersamamu, sesungguhnya aku berbai’at kepadamu dan Tuhan berbai’at kepadaku”, (hal. 432).

Mirza Ghulam berkata : “Di dalam mimpi aku melihat diriku sebagai dzat Allah dan aku yakin bahwa aku adalah Dia… Dan sifat ketuhanan telah dimasukkan ke dalam pembuluh darahku… Dan ketika aku di dalam keadaan ini, aku berkata: “Aku menginginkan peraturan baru, langit baru dan bumi baru, maka aku menciptakan langit dan bumi”. Mirza Ghulam bermaksud bahwa perkataannya ini sesuai dengan hadits Nabi mengenai tingkatan kedekatan orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah, yakni hadits :
مَا زَالَ الْعَبْدُ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ حَتَّى صِْرتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ وَنَظَرَهُ الَّذِيْ يَبْصُرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِيْ يَبْطِشُ بِهَا ...
Seorang hamba terus mendekatkan diri kepadaku, sehingga Aku menjadi pendengaran yang dia gunakan untuk mendengar, Aku menjadi penglihatan yang dia gunakan untuk melihat, Aku menjadi tangan yang dia gunakan untuk menggenggam… “, (Padahal Nabi saw. dan para sahabatnya tak seorang pun yang mengaku melihat dirinya sebagai dzat Allah atau mengaku menciptakan langit dan bumi), (hal. 195-197).
“Sesungguhnya dia akan menjadi janda, sedangkan suami dan ayahnya akan mati dalam tiga tahun setelah pernikahan mereka, kemudian kami akan mengembalikan dia kepadamu setelah kematiannya dan tidak ada seorang pun dari mereka yang yang bisa menghentikan ini”, (Wahyu ini berbahasa arab yang sangat jelek, mengenai seorang wanita muslimah, Muhammady Baigum yang ingin dinikahi Mirza Ghulam tetapi wanita itu menolaknya, kemudian dia dinikahi lelaki lain dan Mirza Ghulam meninggal sambil wahyu ini tidak pernah terjadi), (hal. 166).

Mirza Ghulam sebenarnya tidak mengharapkan keimanan kepada Al Quran
Hasan bin Mahmud ‘Audah menjelaskan bahwa Mirza Ghulam tidak menginginkan keimanan kepada Al Quran tetapi dia menginginkan keimanan kepada At Tadzkirah sebagai kumpulan wahyu dan ilham akhir zaman. Karena di dalam Al Quran ada firman Allah swt : “Katakanlah, Dia-lah Allah Tuhan Yang Maha Esa,… Tidak beranak dan tidak diperanakkan”, tetapi Mirza Ghulam mengatakan bahwa Allah menyampaikan wahyu kepadanya : “Kedudukan engkau seperti anakku”, (At Tadzkirah, hal. 636).

Mirza Ghulam berkata : “Sesungguhnya kalimat yang diturunkan kepadaku adalah yakin dan pasti… Aku beriman kepadanya seperti aku beriman kepada kitab Allah”, (Khazain, jilid 20, hal. 412).

Peminum arak, pengguna madat dan beberapa keanehan lainnya
Hasan bin Mahmud ‘Audah berkata : “Wahai orang-orang Ahmady, siapa diantara kalian yang mengetahui bahwa Mirza Ghulam adalah peminum arak, pengguna madat dan suka membiarkan para wanita dan para gadis yang bukan bukan istrinya memijat badannya dan menemaninya sepanjang malam serta hal-hal yang memalukan lainnya!?. Sangat sedikit dari kalian yang mengetahui karena sesungguhnya sangat sedikit di antara kalian yang membaca buku-buku biografi Mirza Ghulam. Diantara buku yang paling penting adalah Sirah Al Mahdy yang disusun oleh Qomarul Anbiyaa, putra Mirza Ghulam”. Berikut ini disampaikan beberapa kutipan dari buku tersebut ;
Pada riwayat nomor 929 : Dr. Mir Muhammad Ismail, salah seorang sahabat dekat Mirza Ghulam mengatakan : “Paduka Al Masih Al Mau’ud ‘alaihis salam (Mirza Ghulam) telah menegaskan bahwa pada madat itu ada manfaat yang menakjubkankan dan asing dan dia (Mirza Ghulam) telah mempersiapkan sendiri dari madat itu, sebuah obat yang dia sebut ‘obat ketuhanan’, dia suka memberikannya juga kepada para sahabatnya”.

Pada riwayat nomor 966 : Sheti Ghulam Nabi mengabarkan kepadaku bahwa dia pernah pergi ke Al Masih Al Mau’ud untuk mengadukan masalah yang membingungkannya kemudian padukanya (Mirza Ghulam) berkata : “Aku sudah siapkan arak, maka minumlah ini setiap hari, memang benar arak itu haram, tetapi arak yang telah aku buat sendiri ini halal”. Dia juga menambahkan bahwa padukanya selalu mengirim segelas arak di waktu pagi dan segelas di waktu sore selama sekitar satu bulan. Kemudian dia pernah meminta resep pembuatannya tetapi Mirza Ghulam berkata: “Engkau tidak akan bisa membuatnya, datanglah dan ambilah dariku saat engkau membutuhkannya”.

Sangat banyak aspek-aspek Mirza Ghulam seperti yang disebut di atas yang disampaikan di dalam Sirah Al Mahdy. Berikut adalah beberapa intisari dari Sirah Al Mahdy disertai nomor riwayatnya.
Al Masih Al Mahdy menderita penyakit gangguan syaraf sehingga dia jatuh ke tanah dan tidak bisa menjadi imam shalat, (No. 369). Tangan kanannya patah sekali dan dia tidak bisa menggunakannya untuk makan sampai dia meninggal dunia, (No. 479 & 564). Dia menderita penyakit kuning, (No. 81 & 93). Dia menderita penyakit paru-paru, (No. 66). Dia tidak bisa melihat dengan baik, (No. 673). Dia selalu menggunakan baju hangat sepanjang tahun (sekalipun musim udara yang sangat panas), (No. 597). Dia menegaskan bahwa dia minum arak dan menggunakan madat sebagai obat (No. 655).

Dia samasekali tidak pernah beribadah haji, (No. 672). Dia samasekali tidak pernah beri’tikaf, (No. 66). Dia samasekali tidak pernah beristigfar, (No. 1). Dia meminta istrinya berada di sampingnya ketika shalat, sehingga jika ia terjatuh maka jatuh ke pangkuan istrinya, (No. 696). Sekali dia berpuasa sehari kemudian sakit maka kemudian dia berbuka, (No. 697). Wanita yang haram bagi dirinya menjaganya sepanjang malam, (No. 786). Dia sering pingsan dan sering jatuh ke lantai, (No. 788). Zainab, gadis muda pelayannya menjaganya sepanjang malam sampai tibanya waktu fajar, (No. 896). Seekor anjing bernama Shiro selalu mendampingi Mirza Ghulam, (No. 957). Dia tidak hafal ayat-ayat Al Quran kecuali sangat sedikit, (No. 553). Dia menegaskan bahwa dirinya adalah ruhnya islam dan islam akan mati tanpa dirinya,(no. 665). Dia menderita penyakit diare beberapa tahun sebelum kematiannya dan kemudian mati dengan sebab penyakit itu (No. 372).

Menganggap kafir orang-orang muslim yang lain
Ketahuilah bahwa Mirza Ghulam menganggap kafir muslimin lain dengan penyampaian wahyu berikut : “Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengikutimu dan tetap berbeda denganmu, dia itu hanyalah pendosa kepada Allah dan rasul-Nya dan termasuk penghuni neraka jahim”. (At Tadzkirah hal. 342).
“Sungguh Allah telah menjelaskan kepadaku : “Sesungguhnya setiap orang yang sampai dakwahku kepadanya tetapi tidak menerimaku, maka dia bukanlah seorang muslim dan dia berhak atas siksa dari Allah”. (At Tadzkirah hal 600).
“Barangsiapa yang memisahkan antara aku dengan Al Musthafa (Nabi Muhammad saw), berarti dia tidak mengenalku dan tidak mengetahui”, (Khazain, jilid 16, hal. 259).

Penjelmaan para Nabi dan orang salih
Mirza Ghulam telah mengakui bahwa dirinya merupakan penjelmaan (titisan) para nabi dan orang salih sebelumnya.
“Allah telah menurunkan kepadaku berkah Rasul yang ini, menyelesaikan dan menyempurnakannya, sehingga kehadiranku merupakan kehadirannya”, (Khazain, jilid 16, hal. 259).

“Aku adalah yang dimaksud dengan firman Allah : “Dan (Ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan kitab-kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat” (At Tahriim (66) : 12).

Akulah satu-satunya yang dipanggil Maryam dan sesusungguhnya telah ditiupkan ruh Isya pada diriku”, (Khazain jilid 22, hal. 350-351).
“Allah telah menjadikanku sebagai Maryam selama dua tahun … Kemudian kepadaku ditiupkan ruh Isa sebagaimana telah ditiupkan kepada Maryam, kemudian dia hamil. Setelah beberapa bulan, tidak lebih dari sepuluh bulan, aku beralih dari bentuk dari Maryam menjadi Isa. Demikianlah, kemudian aku menjadi Isa bin Maryam”, (Khazain, jilid 19, hal. 50).

“Sesungguhnya perumpamaan aku disisi Allah adalah seperti Adam … Allah telah menjadikan aku sebagai Adam dan Dia telah memberikan kepadaku segala yang telah diberikan kepada Bapak Manusia …”, (Khazain jilid 16, hal. 253-254).

“Telah diilhamkan kepadaku bahwa kedatanganku tercantum di dalam Al Quran dan Hadits : “Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci”. (As Shaff (61) : 9).(Khazain jilid 18, hal. 208).

“Allah memberikan segala yang telah diberikan kepada masing-masing nabi secara terpisah, tetapi Dia memberikan semuanya kepadaku”, (Khazain jilid 18, hal. 477).

“Aku bersumpah demi Allah yang ruhku berada pada genggaman-Nya, sungguh Dia telah mengutusku dan menyebutku sebagai nabi, Dia memanggilku Al Masih Al Mau’ud, dan untuk membenarkan pengakuanku ini, Dia menurunkan banyak mukjizat besar melampui 300 ribu mukjizat”, (Khazain hal 22, No. 503).
“Untuk menetapkan kerasulanku, sungguh Allah telah menurunkan banyak mukjizat yang apabila mukjizat ini dibagikan kepada seribu nabi, maka para nabi itu akan ditetapkan sebagai rasul pula. Tetapi syetan-syetan dari kalangan manusia tidak mau membenarkannya”. (Khazain, jilid 23, hal. 332).

“Aku bersumpah demi Allah, sungguh aku beriman kepada wahyu yang turun kepadaku seperti aku beriman kepada Al Quran dan kitab-kitab lain yang turun dari langit. Dan sesungguhnya aku beriman bahwa wahyu-wahyu itu diturunkan kepadaku dari Allah sebagaimana aku beriman bahwa Al Quran diturunkan dari-Nya”. (Khazain jilid 22, hal. 220).
“Aku melihat pada salahsatu mimpiku bahwa di dalam Al Quran disebutkan tiga tempat yang dimulyakan dan dihormati, yaitu Makkah, Madinah dan Qadiyan”, (Khazain jilid 3, hal. 140).

Memperkuat Pemerintah Inggris
Berikut kutipan yang menunjukkan peran Mirza Ghulam dalam memperkuat Pemerintah Inggris yang pada saat itu sedang menjajah India.
“Sungguh aku telah menghabiskan kebanyakan umurku untuk memperkuat dan membela Pemerintah Inggris. Dan aku telah menyusun buku-buku, iklan dan buletin untuk mencegah jihad dan mewajibkan taat kepada pemerintah yang apabila dikumpulkan niscaya akan memenuhi 50 lemari”, (Khazain jilid 15, hal. 155).
“Sungguh aku telah menyebarkan 50.000 buku, surat dan bulletin di negeri ini dan di negeri islam lainnya yang menjelaskan bahwa Pemerintah Inggris adalah pemilik kelebihan dan anugrah. Dan sesungguhnya wajib bagi semua muslim untuk mentaati pemerintah ini dengan sebenar-benarnya ketaatan”. (Khazain, jilid 15, hal. 114).
“Wajib bagi kita dan keturunan kita untuk berterima kasih kepada Pemerintah Inggris yang diberkahi ini”, (Khazain jilid 3, hal. 166).
“Sejak kecil sampai sekarang usiaku sudah lebih dari 60 tahun, aku senantiasa bekerja keras dengan lisan dan penaku untuk mengarahkan hati orang-orang islam agar tulus kepada Pemerintah Inggris dan bersikap baik kepadanya”, (Istiharat jilid 3, hal. 11).
“Jelas bagi Negara yang diberkahi ini (Inggris) bahwa kami termasuk pembantu mereka dan pengajak kepada kebaikan mereka sejak dulu. Dan kami melakukannya di setiap waktu dengan hati yang tulus”, (Khazain jilid 8, hal. 36).
“Sungguh aku mengetahui bahwa Allah Yang Maha Tinggi telah menjadikan Pemerintah Inggris ini sebagai pelindung dan penjagaku beserta golonganku dengan anugrahnya yang istimewa. Dan keamanan yang telah diperoleh di bawah pemerintahan ini tidak mungkin bisa didapatkan di Makkah maupun di Madinah … (Khazain jilid 15, hal. 156)
“Yang diharapkan dari pemerintah ini (Inggris) adalah agar mereka memperlakukan aku dan golonganku dengan kasih sayang yang khusus dan kepedulian besar karena kami tidak pernah terlambat untuk memberikan pengorbanan dengan jiwa dan darah”, (Istiharat jilid 3, hal 21).

Mirza Ghulam membuat intisari dari pendapat dan keyakinannya dengan mengatakan :
“Sesungguhnya pendapatku dan keyakinanku yang sering aku katakan berulang-ulang adalah bahwa sesungguhnya Islam itu terdiri dari dua bagian, bagian pertama taat kepada Allah dan bagian kedua taat kepada Pemerintah Inggris yang telah memberikan keamanan dan melindungi kami dari orang-orang dzalim”, (Khazain jilid 6, hal. 380).

Pada bagian terkahir, Hasan bin Mahmud ‘Audah berkata : “Wahai orang-orang Ahmady, saya berharap agar anda meneliti kepalsuan Ahmadiyyah dan penyimpangannya dari kebenaran serta segera membebaskan diri dari mereka sebelum terlambat. Islam adalah agama yang sudah sempurna sebelum kedatangan Mirza Ghulam dan tetap akan sempurna sampai hari kiamat sebagaimana telah didatangkan oleh peneutup para Nabi dan Rasul, Muhammad saw. Mirza Ghulam telah menipu dan menyesatkan kalian. Sesungguhnya dia bukanlah nabi dan rasul, dia bukan Al Masih atau Al Mahdy, dia bukan Muhammad ataupun Nuh, dia bukan Maryam ataupun Adam seperti yang telah dia duga. Ketahuilah bahwa Allah adalah pemberi petunjuk, tidak ada pemberi petunjuk selain Dia, maka mintalah petunjuk kepada-Nya karena Dia Maha Mengetahui orang-orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Maha Mengetahui orang-orang yang diberi petunjuk. Ketahuilah, bahwa keselamatan tidak akan terjadi hanya dengan semata-mata ketaatan kalian kepada Mirza Ghulam, tetapi dengan cara mengikuti dan berpegang teguh kepada Al Quran dan sunah Rasulullah saw. Al Quran adalah kitab yang sempurna yang tidak didahului atau disudahi dengan kebatilan sampai hari kiamat. Barangsiapa yang berpegang teguh kepadanya maka akan selamat”.

WALLAU A’LAM BISH SHAWAAB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar