Jumat, Maret 06, 2009

Tauhid Asmaa wa Shifaat

Pengertian tauhid asmaa wa shifaat ( توحيد الأسمآء والصفات )adalah kita menetapkan nama-nama dan sifat-sifat bagi Allah sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasulullah saw. tanpa adanya pembelokkan makna (tahrif), pengingkaran (ta’thiil), penggambaran (takyiif) dan peyerupaan(tamtsiil) sesuai dengan firman-Nya:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ [الشوري ١١]
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat”.
(Asy Syuuraa : 11)

Maka kita menetapkan nama-nama dan sifat-sifat bagi Allah swt. sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasulullah saw. seperti sifat ‘ilmu (mengetahui), Rahm (mengasihi), Sama’ (mendengar), Bashar (melihat) dan lain-lain. Begitupun sifat-sifat dzat-Nya, seperti wajah dan tangan.

Kita tidak perlu terlalu memperdalam pembahasan nama-nama dan sifat-sifat Allah dengan menggunakan akal, pendapat dan pemikiran kita. Tetapi kita mengatakan bahwa Allah swt memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang sesuai dengan keagungan-Nya. Memang pada diri makhluk terdapat nama-nama dan sifat-sifat, tetapi kesamaan nama dan pengertiannya tidak berarti merupakan kesamaan hakikatnya. Tidak ada yang mengetahui nama-nama dan sifat-sifat Allah selain Allah swt. Maka janganlah menyerupakan-Nya dengan makhluk, karena Yang Menciptakan (Al Khaliq) tidak sama dengan yang diciptakan (makhluk).

Menetapkan nama-nama dan sifat-sifat bagi Allah swt. tidaklah berarti menyerupakan-Nya dengan makhluk seperti yang dikhawatirkan oleh orang-orang yang mengingkari nama-nama dan sifat-sifat Allah (mu’aththilah) dan orang-orang yang biasa men-takwil (menafsirkan) nama-nama dan sifat-sifat Allah. Karena sesungguhnya sangatlah jelas perbedaan antara makhluk (yang diciptakan) dengan khaliq (Yang Menciptakan).
Sebagai contoh, diri setiap makhluk memiliki perbedaan-perbedaan. Seperti gajah tidaklah sama dengan kucing dan tidak sama pula dengan lalat sekalipun di antara mereka terdapat kesamaan di dalam beberapa sifat. Baik gajah, kucing maupun lalat, semuanya memiliki sifat mendengar dan melihat. Tetapi kesamaan sifat di antara mereka ini tidak berarti mereka sama. Gajah, kucing dengan lalat, meskipun mereka memiliki kesamaan dalam beberapa sebutan dari sifat-sifat mereka, tetapi hakikat dan maknanya tetap berbeda.
Apabila perbedaan ini terjadi di antara para makhluk maka apalagi antara khaliq (Yang Menciptakan) dengan makhluk (yang diciptakan).

Kita semua membedakan nama-nama dan sifat-sifat Allah swt. yang telah ditetapkan oleh-Nya dan oleh Rasul-Nya saw. dengan nama-nama dan sifat-sifat makhluk. Terhadap nama-nama dan sifat-sifat itu, kita tidak melakukan pengingkaran (ta’thiil), pembelokkan makna (tahriif), penggambaran (takyiif) ataupun penyerupaan (tamtsiil).

Firman Allah pada surat As Syuraa ayat 11 yang dituliskan di atas (“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Maha Melihat”.), menegaskan tidak adanya keserupaan antara Allah dengan seluruh makhluk, tetapi bersamaan dengan itu Allah swt. menetapkan sifat mendengar (sama’) dan melihat (bashar) pada dzat-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa sifat mendengar, melihat dan sifat-sifat Allah swt lainnya itu tidak bisa diserupakan dengan sifat mendengar dan melihatnya para makhluk. Allah swt. berfirman :
فَلَا تَضْرِبُوْا ِللهِ الْأَمْثَالَ إِنَّ الله َيَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ [النحل ٧٤]
Maka janganlah kalian membuat perumpamaan-perumpamaan bagi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui”.
(An Nahl : 74)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar