Selasa, Mei 12, 2009

Ada Apa Dengan Doa

Seorang anak kecil meminta ice cream kepada ibunya. Namun ibunya tidak mau memberikan karena saat itu anaknya sedang sakit batuk. Anak itu terus merengek hingga menangis. Tapi tangisan anak itu tidak sedikitpun menggeser keyakinan Sang Ibu untuk tidak menuruti permintaan anaknya. Sekalipun anaknya itu berteriak mengatakan kalau ibunya itu orang yang pelit, ibunya hanya tersenyum kecil, karena dia yakin atas kebenaran tindakannya sebagai perwujudan sikap sayang kepada anaknya.

Kisah ini pernah melenyapkan sebuah kegelisahan dalam hati saya setelah lama bertanya-tanya tentang doa yang rasanya tidak dipenuhi oleh Allah. Kenapa berulang-ulang sebuah doa saya sampaikan, tetapi rasanya tidak pernah dipenuhi oleh-Nya. Padahal bukankah Dia berfirman :
“Dan Tuhan kalian berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagi kalian …”. (Al Mukmin : 40)

Hingga kegelisahan itu hampir saja menggoyang keimanan saya terhadap firman-Nya. Tidak mungkin firman-Nya itu salah, namun faktanya, terkadang keinginan yang dihantarkan dalam doa seperti tidak terjawab.

Alhamdu lillah kisah sederhana di atas menjawab seribu tanya tentang doa yang rasanya belum terjawab. Bahwa terkadang kita meminta sesuatu yang menurut kita baik bagi diri kita, padahal menurut Allah, apa yang kita pinta itu akan berakibat buruk bagi diri kita.
“Dan manusia berdoa untuk (meminta) keburukan seolah-olah dia meminta kebaikan, dan manusia itu bersifat tergesa-gesa”. (Al Israa : 11)
Allah lebih mengetahui apa yang terbaik bagi kita dibanding diri kita sendiri. Kita hanya menduga-duga, menilai sesuatu dengan keterbatasan pengetahuan atau bahkan disertai dorongan hawa nafsu.
“… Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (Al Baqarah : 216)

Allah Yang Maha Kaya akan memberikan apapun yang kita minta, namun Dia pun Maha Penyayang dan Maha Mengetahui, sehingga Dia lebih tahu apa yang terbaik untuk kita dibandingkan diri kita sendiri. Ketika apa yang kita minta tidak baik bagi diri kita, mungkin Dia memberikan penggantinya atau menangguhkan pemberiannya.

Doa kita pasti dipenuhi oleh Allah apabila memenuhi syarat-syarat ijabah doa. Muhammad bin Shalih bin Muhammad Al ‘Utsaimin di dalam bukunya Syarh Riyadl as Shalihiin menjelaskan syarat-syarat bagi ijabah doa sebagai berikut :
1. Ikhlash, tidak syirik (menyekutukan) Allah ketika berdoa dan tidak bersikap riya atau sum’ah (ingin dipuji orang yang melihat atau mendengar doa kita).
2. Berdoa tidak melampui batas dalam cara maupun isinya.
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”. (Al A’raaf : 55)
Maka jika seorang hamba meminta sesuatu yang diharamkan, maka doanya tidak akan diterima. Begitupun jika berdoa meminta sesuatu yang bertentangan dengan ketetapan Allah, seperti jika seseorang meminta agar dirinya dijadikan sebagai seorang Nabi, maka doanya pasti ditolak.
3. Yakin bahwa Allah akan memberikan apa yang diminta. Berdoa sambil ada keraguan di dalam hati, tidak akan di-ijabah oleh-Nya.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan beriman kepada-Ku, agar mereka berada dalam kebenaran”. (Al Baqarah : 186)
4. Harus disampaikan dengan penuh kesungguhan. Hanya Allah yang bisa memenuhi kebutuhan kita dan Dia tidak membutuhkan kita.
5. Tidak memakan makanan yang haram. Diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah :
"…. Kemudian Rasulullah saw. menyebut tentang seorang pemuda yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, mukanya berrdebu dan dia mengangkat tangan ke langit: Wahai Tuhanku...wahai Tuhanku... sedangkan makanannya haram, minumannya haram dan pakaiannya haram. Dan dia dibesarkan dengan memakan makanan haram maka bagaimana mungkin doanya akan di-ijabah”.
Wallahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar